Senin, 28 November 2011

Undana Buka Prodi Kedokteran Hewan
Cikal Bakal FKH

Alfred Dama

http://202.146.4.119/read/artikel/40280/sitemap.html
Harian Pos Kupang, Jumat, 11 Desember 2009
pos kupang/alfred dama
Rektor Undana, Prof.Ir.Frans Umbu Datta, M.App, Sc, Ph.D didampingi Ketua PB PDHI, dr.Wiwik Bagja dan Plt.Setda NTT, Ir. Benny Ndoenboey pada Pembukaan Workshop Pendirian Prodi Kedokteran Hewan Undana di Kantor Pusat Undana, Selasa (8/12/2009)
Jumat, 11 Desember 2009 | 10:52 WITA


Prodi yang bernaung dalam Fakultas Peternakan (Fapet) ini merupakan cikap bakal berdirinya Fakultas Kedokteran Hewan (FKH). Tahun 2010, prodi ini akan menerima mahasiswa baru.

Demikian Rektor Undana, Prof.Ir.Frans Umbu Datta, M.App, Sc, Ph.D disela acara Workshop Pemantapan Prodi KDH dii Universitas Nusa Cendana bertempat di Ruang Rapat Rektorat-Kantor Pusat Undana, Selasa (8/12/2009).

Pembukaan Workshop tersebut dibuka oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Frans Lebu Raya yang diwakili, Plt.Sekertaris Daerah (Setda) NTT, Ir. Benny Ndoenboey dan dihadiri Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), drh.Wiwik Bagja, Ketua Majelis PendidikanProfesi Kedokteran Hewan, Prof.drh.Ruastita, Seketaris Majelis PendidikanProfesi Kedokteran Hewan, Prof.drh. Bambang Pontjo dan Ketua Prodi Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya-Malang, Prof.drh.Pratiwu.

Umbu Datta dalam pembukaan Workshop tersebut mengatakan, Undana telah melakukan studi kelayakan pendirian Prodi Kedokteran Hewan dan berdasarkan hasil studi tersebut, pihaknya telah mengajukan proposal rencana pendirian prodi tersebut ke Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasinal. "Kita sudah mengirim proposal ke Dikti bulan Mei lalu, dan kita berharap ini bisa direalalasi," jelasnya.

Dijelaskan, kehadiran ketua Pengurus Besar PHDI dan Ketua Majelis Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan serta Ketua Prodi Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya merupakan bentuk dukungan berdirinya prodi kedokteran hewan di Undana yang selanjutnya akan menjadi FKH.

Dijelaskan, di NTT saat ini hanya ada 86 orang dokter hewan, sementara jumlah ternak besar mencapai 140 ribu ekor. "Kondisi ini berarti sebanyak 86 orang ini harus melayani 140 ribu hewan di NTT," jelas Umbu Datta. Bila kondisi demikian maka tidak semua hewan bisa teratasi dengan jumlah tenaga terbatas ini apalagi NTT saat ini sedang berupaya mengembalikan status sebagai gudang ternak.

Dijelaskan, di Undana sendiri sudah memiliki 17 orang dokter hewan yang akan menjadi dosen-dosen di Prodi Kedokteran Hewan serta didukung tenaga ahli lainnya yang relevan dengan bidang ilmu tersebut.

Plt.Setda NTT, Ir.Benny Ndoneboy pada kesempatan itu mengatakan pemerintah Propinsi NTT akan terus mendukung Undana untuk memajukan pendidikan di NTT. Dukungan pemerintah yang sudah dilakukukan antara lain pendirikan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Pendirian Fakultas Kedokteran. Pemprop juga akan mendukung pendirikan Fakultas Kedokteran Hewan.

Ketua Pengurus Besar PDHI, drh.Wiwik Bagja mengatakan salah satu syarat pendirikan prodi kedokteran hewan adalah lembaga pendidikan tersebut harus memiliki Fakultas Kedokteran. Dan, hal ini telah dimiliki Undana.

Ketua panitia kegiatan ini, drh.Max Sanam, M.S dalam laporannya mengatakan Undana sebagai lembaga pengakaji dan pengembang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta penghasil sumber daya manusia berkualitas memiliki tanggung jawab moril untuk berperan mendidik dan mencetak sarjana-sarjana kesehatan hewan (dokter hewan) handal yang nantinya akan berkntribusi nyata dalam pembangunan bidang kehewanannya khususnya aspek kesehatan hewan.

"Peranan ini secara institusional diwujudkan dengan menginisiasi pembukaan prodi kedokteran hewan," jelas Max Sanam.(alf)


drh.Wiwik Bagja: Tahu Tapi Tidak Tahu

BANYAK orang yang seolah-seolah mengetahui banyak tentang kedokteran hewan. Tidak terkecuali para akademiisi yang mendalami ilmu peternakan, namun sebenarnya para ilmua tersebut tidak mengetahui apa-apa tentang kedokteran hewan. Yang paling mengetahui tentang kedokteran hewan hanyalah para dokter hewan.

Ungkapan drh.Wiwik tersebut membuka sambutannya pada Workshop Pemantapan Prodi KDH dii Universitas Nusa Cendana bertempat di Ruang Rapat Rektorat-Kantor Pusat Undana, Selasa (8/12/2009). Apa yang disampaikan Ketua Pengurus Besar PDHI ini langsung menarik perhatian.

Menurut Wiwik, pemahaman selama ini adalah kedokteran hewan hanya terkait dengan hewan pangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan susu, telur dan daging saja. Padahal dalam kedokteran hewanh banyak sekali keilmuan dalam bidang hewan.

"Banyak anggapan bahwa kedokteran hewan untuk memenuhi kebutuhan pangan saja, padahal kedokteran hewan saja banyak kegunaan untuk kelangsungan hidup hewan. Di NTT ada binatang Komodo yang langka, itu memerlukan tenaga kesehatan hewan yang khusus untuk itu," jelasnya.

Dijelaskan, kedokteran hewan terbagi dalam lima bidang pertama, kedokteran hewan yang hanya menangani ternak pangan yaitu untuk menghasilkan telur, susu dan daging, kedua kedokteran hewan yang menangani hewan hobies yaitu hewan-hewan yang dipelihara di rumah karena hobi. Ketiga, kedokteran hewan yang menangani hewan Wild Life atau hewan-hewan yang diperliahra di cagar alam dan kebun binatang.

Keempat, kedokteran hewan yang menangani hewan air. Khusus untuk hewan air ini terbagi lagi yaitu hewan air untuk dimakan dan untuk peliharaan. Kelima, kedokteran hewan laboratorium yaitu dokter hewan yang melakukan penelitian dan pekerjaan di lab.

Menurutnya, kehadiran tenaga kesehatan hewan akan sangat membantu meningkatkan
Dijelaskan, kehadiran tenaga kesehatan hewan akan sangat membantu meningkatkan Pendapatn Asli Daerah (PAD). Ia menncotohkan di Jakarta, Pemda DKI memiliki rumah sakit hewan dan klinis hewan.

Setiap tahunnya, lembaga tersebut memberi sumbangan PAD sekitar Rp 3 miliar hingga Rp 4 miliar pertahun. Pendapatn pada umumnya dari hewan hobies. Kiranya ini bisa dilirik oleh Pemda NTT. (alf)

Tidak ada komentar: